Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Wahyu Makuta Rama

Gambar
Prabu Suyudana mengutus Adipati Karna, Patih Sengkuni dan para Kurawa pergi ke Gunung Kutarunggu atau Pertapaan Swelagiri, karena dewa memberikan penjelasan bahwa barang siapa memiliki makuta Sri Batararama akan menjadi sakti, serta akan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa. Dalam perjalanannya Adipati Karna pergi ke Pertapaan Duryapura Dimana Anoman, saudaranya Kesaswasidi bertempat di situ yang ditemani raksasa Gajah. Wreksa, Garuda Mahambira, Naga Kuwara dan Liman Situbanda. Karma mengutarakan maksudnya tetapi di tolak Anoman sehingga terjadi peperangan. Karena terdesak Karna melepaskan panah Wijayadanu tetapi dapat ditangkap Anoman dan dibawa ke Swelagiri. Pihak Pandawa sang Arjuna juga mencari Makutarama, ia dating di Gunung Swelagiri bertemu dengan Kesaswidi menerangkan maksudnya dan oleh sang Begawan dijelaskan bahwa Makutarama itu sebenarnya bukan barang kebendaan, tetapi merupakan pengetahuan budi pekerti bagi raja yang sempurna atau ajaran yang disebut Astabrata. Lebih jauh Be

Rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Pangruwa Ting Diyu

Gambar
Dalam lakon wayang Purwa, kisah Ramayana bagian awal diceritakan asal muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasa yang dikenal angkara murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah. Dasamuka lahir dari ayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta luas pengetahuannya yang bernama Wisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang berparas jelita tiada bandingannya dan cerdas haus ilmu kesejatian hidup. Bagaimana mungkin dua manusia sempurna melahirkan raksasa buruk rupa dan angkara murka ? Bagaimana mungkin kelahiran “ sang angkara murka “ justru berangkat dari niat tulus mempelajari ilmu kebajikan yang disebut Serat Sastrajendra. Dalam lakon wayang Purwa, kisah Ramayana bagian awal diceritakan asal muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasa yang dikenal angkara murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah. Dasamuka lahir dari ayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta luas pengetahuannya yang bernama Wisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang

Abimanyu Terjebak Perangkap Mahadigda

Gambar
Abimanyu Terjebak Perangkap Mahadigda Dia putra Arjuna yang lahir dari cintanya yang pertama kepada seorang wanita yang bernama Sumbadra putri Raja Basudewa dari Dewi Badraini. Abimanyu kekasihnya satria muda usia, sopan tutur bahasanya, ortmat kepada orang tua dan tak segan menolong sesamanya. Istrinya bernama Utari putri Raja Wirata, berputra seorang bernama parikesit yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan Astina menggantikan Prabu Yudhistira. Sayang ia kurang wiwaha seperti kebanyakan anak muda. Tindakannya ceroboh menurut kata hati tak pandang bahaya mengancam akhirnya terjadi malapetaka menimpa dirinya. Malapetaka itu terjadi ketika satria Plengkawati itu hendak menolong pasukan pandawa yang terkepung rapat balatentara Kurawa di Tegal Kuru Setra Dengan keberanian yang luar biasa ditunjang semangat yang menyala-nyala, diterjangnya barikade musuh hingga porak poranda dan pasukan Pandawa pun terbebas dari malapetaka yang nyaris menghancurkan. Namun rupanya si anak muda itu belum

Arjuna Janaka

Gambar
Ing jagad ora ana tandhingane bab kebagusane, amarga Janaka minangka simbol amal becik. Amal becik ora bisa pisah klawan swarga (Jannah). Janaka saka tembung jannahuka, tegese swargamu. Mula sapa sing kepengin mlebu swarga, kudu tumindak becik lan nindakake tuntunaning agama kanthi temen. Arjuna satriya digdaya sekti mandraguna, polatan luruh jatmika, prigel ing samubarang, seneng tetulung marang sapa bae, mula ditresnani dening sapa bae. Ora mokal yen garwane pirang – pirang.  Bojo akeh iki tegese Janaka ditresnani dening sapa bae. Yen priya ngondhangake kasudibyane, yen wanita ngondhangake sigiting citra.Arjuna kejaba sugih bojo, uga sugih kawruh (ilmu), sugih gaman lan mantran, sugih guru. Meguru marang Begawan Padmanaba antuk aji telung warna, yaiku : 1. Aji Sepiangin, dayane aji yen kawateg, kebating lakune Arjuna tan prabeda kaya kebating angin. Lakune bisa ngungkuli lakuning barat, 2. Aji Malayabumi, Arjuna bisa ilang sapalungguhan, 3. Aji Sempaliputri, Arjuna bisa manijing a